Topeng Tua Dari Bali Menggambarkan Sosok
Topeng Tua masuk pada katagori topeng pengelembar yang menokohkan seorang Menteri Senior, Penasehat Raja bahkan Raja dalam masa pensiunnya. Arti dari topeng pengelembar adalah topeng pengantar dari satu rangkaian pertunjukan Topeng Wali (topeng upacara agama Hindu). Karakter tua pada tari Topeng Tua ini sangat kuat pada rasa kesedihan atau penderitaan karakter ini menunjukkan martabat dan kekuatan batin serta kepolosan seperti anak kecil. Selama menari, ia menunjukkan momen-momen yang memiliki energi yang kuat, contohnya bergegas pergi untuk menyelesaikan beberapa tugas besar dan sesekali terdiam hanya untuk memberikan lutut atau paru-parunya beristirahat. Penderitaan ini adalah akibat dari perbuatan (karma wesana) waktu usia muda. Senyum kecilnya meningkatkan lelucon pada penampilan, seperti ketika ia menemukan kutu di pakaiannya atau kutu di rambutnya. Sebagai pengawalan tarian pada bagian membuka gorden (langse), Topeng Tua terungkap duduk di kursi, surai rambut putihnya jatuh di pundaknya. Dia mengangkat jari-jari berhiaskan permata dengan usia lanjut. Perlahan berdiri, ia mengamati para penonton. Pada akhir dari tarian Topeng Tua pada intinya semua penonton merasakan kelembutan tarian, kesedihan karakter dan kegembiraan karena lelucon yang ditampilkan.
-admin Topeng Bali Official
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Bali | EGINDO.co – Sebagai salah satu wilayah di Indonesia dengan kebudayaan yang begitu kental, Bali memiliki banyak sekali jenis kebudayaan yang beragam. Salah satunya dibidang seni tari, yaitu Tari Topeng Tua yang tidak kalah menarik dengan Tari Kecak.
Tari Topeng Tua adalah salah satu bagian dari drama tradisional khas Bali. Tak hanya dipentaskan sebagai acara hiburan, tarian ini juga termasuk salah satu pelengkap dari suatu upacara keagamaan. Tarian Topeng ini biasa juga disebut tari Werda Lumaku. Penarinya oleh seorang pria yang memegang sebuah peran dalam sebuah penokohan cerita.
Saat pertunjukan, sang penari akan berjalan mengelilingi panggung dan menari dengan gerakan yang lambat. Sesekali, sang penari menghela napas putus-putus dan membuat gerakan menyapu keringat dari topengnya dengan gaya jenaka. Koreografi yang dibawakan penari menggambarkan sang pria tua sedang terkenang akan masa mudanya.
Selain mengenakan topeng kayu yang disebut ylang-ylang, penari mengenakan kostum khusus yang megah dengan warna dasar hitam dan hiasan manik-manik berwarna emas, merah dan kuning. Ia juga memakai wig atau rambut pals berwarna abu-abu untuk semakin memperdalam penokohan sebagai pria lanjut usia.
Tari Topeng Tua merupakan tari yang memiliki nilai sakral. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam ritual peringatan piodalan setiap 6 bulan dalam sistem penanggalan Bali tersebut. Tari ini akan dipentaskan bersama dengan jenis tari topeng lainnya yang menjadi satu kesatuan dengan sebutan topeng panca.
Selain topeng tua, topeng panca terdiri dari topeng dalem, topeng keras, topeng keras bues, dan tokoh penasar (penutur cerita). Selain dipentaskan sebagai bagian dari ritual keagamaan, tari topeng tua dan beberapa komponen topeng panca lainnya juga dipentaskan dalam format yang lebih singkat sebagai tari non-ritual.
Selain menjadi bagian dari topeng panca, tari topeng tua pun ditampilkan sebagai pembuka tari sakral lainnya, yaitu tari topeng pajegan. Tari topeng pajegan hanya dipertunjukan pada upacara keagamaan. Selain itu, semua tokoh yang ada dalam pertunjukan tari ini dibawakan oleh seorang penari. Sang penari akan memerankan tokoh-tokoh berbeda dengan tampilan topeng, penutup kepala, serta gestur yang berbeda. Tarian panca cukup banyak dipentaskan dalam beberapa acara baik bersifat ritual atau pun acara hiburan biasa.
This Old Mask Dance is one of the traditional dances originating from Bali. This Old Mask Dance features a dancer in a magnificent dress and also wears a wooden mask made from ylang-ylang wood. The mask used in this dance is like the facial expression of an old man.
Tari Topeng Tua ini adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Bali. Tari Topeng Tua ini menampilkan seorang penari dengan busana yang megah dan juga mengenakan topeng kayu yang berasal dari kayu ylang-ylang. Topeng yang digunakan dalam tarian ini seperti raut wajah seorang pria yang berusia senja.
JAKARTA – Selain Tari Kecak yang sudah tersohor di seantero negeri, Bali juga memiliki Tari Topeng Tua atau Tari Werda Lumaku. Tari ini memiliki nilai kesakralan, dan biasanya dipentaskan dalam ritual peringatan Priodalan. Tari Topeng Tua adalah kesenian yang diperuntukkan sebagai sarana hiburan dan menjadi pelengkap dari upacara keagamaan.
Mengutip laman Topeng Bali, Topeng Tua masuk pada kategori pengelembar yang menokohkan seorang menteri senior, penasehat raja bahkan raja itu sendiri, ketika masuk ke masa pensiunnya. Arti dari topeng pengelembar ialah topeng pengantar dari satu rangkaian pertunjukan Topeng Wali.
Tari Topeng Tua menampilkan seorang penari dengan kostum megah, dengan menggunakan topeng kayu yang karakternya bisa dibilang adalah pria berusia tua atau sudah sepuh. Topeng kayu tersebut terbuat khusus mengunakan bahan baku kayu Ylan-Ylang.
Baca juga: Indonesia Mesti Dahului Malaysia Daftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO
Pemain Tari Topeng Tua sendiri harus membawakan karakter laki-laki tua ini dengan rasa kesedihan dan penderitaan yang teramat dalam. Disisi lain ia juga memiliki karakter kekuatan batin dan kepolosan laiknya seorang anak-anak.
Di awal pementasan saat gorden (langse) dibuka, penonton akan melihat penari Topeng Tua sedang duduk di kursi dengan surai rambu putihnya jatuh hinga di ujung pundak. Ia mengangkat jari-jarinya yang berhiaskan cincin batu permata dan setelahnya berdiri mengamati para penonton.
Sejurus kemudian, ia akan berjalan mengitari panggung dan menari dengan gerakan yang sangat lambat. Gerakan itu memang sengaja dilakukan dengan lambat agar penonton memahami bahwa ia adalah seorang laki-laki tua yang tenaganya sudah tidak sekuat anak-anak muda lainnya.
Sesekali, sang penari menghela napas putus-putus dan membuat gerakan menyapu keringat dari topengnya dengan gaya jenaka. Koreografi yang dibawakan penari menggambarkan sang pria tua sedang terkenang akan masa mudanya.
Baca juga: Bantai Adat, Upacara Sedekah Anak Negeri Merangin Jambi
Pun, salah satu momen yang menunjukan karakter ini cukup menderita adalah, pada saat ia harus bergegas pergi untuk menyelesaikan beberapa tugas besar diusianya yang sudah tidak muda. Juga sesekali hanya terdiam demi untuk memberikan istirahat bagi lutut dan paru-parunya.
Bagi masyarakat Bali, Tari Topeng Tua ini adalah tarian yang harus disakralkan. Biasanya ia dipentaskan pada ritual adat Piodalan, yang diadakan setiap enam bulan sekali dalam sistem penanggalan Bali. Tari ini akan dipentaskan bersama dengan jenis tari topeng lainnya yang menjadi satu kesatuan dengan sebutan Topeng Panca.
Selain menjadi bagian dari Topeng Panca, tarian ini juga sebagai pembuka tari sakral lainnya, yaitu Tari Topeng Pajegan. Tari Topeng Pajegan hanya dipertunjukan pada upacara keagamaan. Untuk mengiringi tarian ini, gamelan Bali akan berperan besar dalam membuat harmonisasi musik yang mengalun mengiringi tarian.
Adapun rinican gamelan Bali terdiri dari Jiyèng, Réyong, Kanthil, Gangsé, Jigog, Jublak, Gong, Kenong, Kethuk, Cèng-cèng (Kecrak), Kendhang, Gendèr dan Suling.
Tari ini menampilkan karakter seorang pria berusia senja Tari ini menggambarkan seorang pria tua yang sedang terkenang akan masa mudanya Dalam pementasan di luar ritual, tari topeng tua dipentaskan dalam format yang lebih singkat Tari topeng tua memiliki sebutan lain yaitu tari werdha lumaku Dalam tari ini, sang penari akan berjalan dan menari berkeliling panggung dengan gerakan yang lambat Tari topeng tua biasanya dipentaskan dalam perayaan piodalan bersama tari topeng lainnya, yang disebut topeng panca Tari topeng tua merupakan salah satu varian tari topeng Bali Seorang penari topeng tua menggunakan topeng dari kayu ylang-ylang dengan busana yang megah Sesekali sang penari akan berhenti dan menghela napas dan mengelap keringat dengan gaya yang jenaka Topeng tua juga dipentaskan sebagai bagian dari tari topeng pajegan, yang semua lakonnya dibawakan oleh seorang penari
Tari topeng merupakan bagian drama tari tradisional Bali. Selain dipentaskan sebagai pertunjukan hiburan, ada pula jenis tari topeng yang menjadi pelengkap dari upacara keagamaan. Salah satu tari topeng yang memiliki fungsi dalam kedua hal tersebut adalah tari topeng tua, yang disebut juga tari werda lumaku.
Tari topeng tua menampilkan seorang penari dengan busana yang megah dan mengenakan topeng kayu dari kayu ylang-ylang. Dari raut wajahnya, terlihat tokoh yang diperankan adalah pria berusia senja.
Saat pertunjukan, sang penari akan berjalan mengelilingi panggung dan menari dengan gerakan yang lambat. Sesekali, sang penari menghela napas putus-putus dan membuat gerakan menyapu keringat dari topengnya dengan gaya jenaka. Koreografi yang dibawakan penari menggambarkan sang pria tua sedang terkenang akan masa mudanya.
Tari ini kerap dipentaskan dalam ritual sakral piodalan.
Sebagai tari yang memiliki nilai kesakralan, tari topeng tua Bali kerap dipentaskan dalam ritual peringatan piodalan. Piodalan sendiri merupakan upacara keagamaan yang diadakan setiap enam bulan sekali berdasarkan sistem penanggalan Bali. Dalam upacara ini, tari topeng tua ditampilkan bersama jenis tari topeng lainnya yang tergabung dalam satu kesatuan bernama topeng panca.
Topeng panca terdiri dari lima jenis topeng, yaitu topeng tua, topeng dalem, topeng keras, topeng keras bues, dan tokoh penasar (penutur cerita). Kelima jenis topeng ini saling melengkapi, menciptakan narasi yang menyeluruh dalam ritual tersebut.
Tari topeng tua dan beberapa unsur topeng panca lainnya sering dipentaskan dalam format yang lebih singkat.
Selain sebagai bagian dari ritual keagamaan, tari topeng tua beserta beberapa unsur topeng panca lainnya juga sering ditampilkan dalam format yang lebih singkat. Pertunjukan ini biasanya disajikan di luar konteks ritual, menjadikannya sebagai bagian dari seni pertunjukan non-ritual yang tetap memikat penonton.
Tari topeng tua tidak hanya menjadi bagian dari rangkaian tari topeng panca, tetapi juga berfungsi sebagai pertunjukan pembuka untuk tari sakral lainnya, seperti tari topeng pajegan. Tari topeng pajegan memiliki keunikan tersendiri karena hanya dipentaskan dalam konteks upacara keagamaan. Semua karakter dalam tarian ini diperankan oleh seorang penari tunggal yang piawai. Dengan pergantian topeng, penutup kepala, dan gestur yang berbeda-beda, penari mampu menghidupkan beragam karakter dalam satu pertunjukan.