Mendadak Kaya 3 Orang Indonesia Ke Jepang Berapa Lama Di Indonesia
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
KOMPAS.com – Selain Belanda, Jepang juga merupakan salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia.
Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun atau tepatnya 3 tahun 8 bulan, terhitung sejak Januari 1942 hingga Agustus 1945.
Semasa kependudukan Jepang di Indonesia, jutaan rakyat pribumi telah hidup dalam ketersiksaan sekaligus mengalami kelaparan yang cukup hebat.
Mereka dipaksa bekerja dan tidak memiliki kebebasan apa pun. Salah satu kebijakan Jepang yang membuat rakyat Indonesia menderita adalah kerja paksa (romusha).
Baca juga: Mengapa Jepang Datang ke Indonesia Melalui Kalimantan?
Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur.
Salah satu alasan kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi dan alumunium karena saat itu Jepang masih terlibat dalam Perang Pasifik.
Kedatangan Jepang ke Tarakan telah berhasil memukul mundur pasukan Hindia Belanda yang juga datang ke sana untuk mengambil kekayaan sumber daya alamnya.
Setelah Tarakan, Jepang datang ke Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari 1942.
Kedatangan Jepang ke Indonesia awalnya mendapat sambutan baik dari rakyat Indonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan Indonesia dari jeratan penjajah pemerintah Hindia Belanda.
Selain itu, Jepang juga menjanjikan kemerdekaan terhadap Indonesia serta berusaha meyakinkan rakyat pribumi bahwa mereka akan mengusir penjajah Belanda dari Tanah Air.
Di awal kedatangannya, Jepang memutarkan lagu kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya setiap hari lewat radio.
Tidak hanya itu, Jepang juga mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang.
Jepang berusaha sebaik mungkin menunjukkan citra seolah-olah memihak rakyat pribumi.
Namun ternyata, tindakan tersebut hanya taktik Jepang untuk bisa mendapat simpati dari rakyat pribumi sehingga mereka bersedia membantu pihak Jepang.
Pada akhirnya, Jepang juga menjajah rakyat Indonesia dengan menerapkan beberapa kebijakan yang sangat menyengsarakan.
Baca juga: Apa Itu Romusha?
Kependudukan Jepang di Indonesia berakhir
Setelah Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, akhirnya Jepang hengkang dari Indonesia pada 17 Agustus 1945, bertepatan dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno.
Kepergian Jepang dari Indonesia didasari oleh kekalahannya dalam Perang Pasifik setelah dua kota penting di negaranya, yaitu Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) dibom oleh Amerika Serikat.
Kehancuran yang disebabkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sekaligus ancaman dari Uni Soviet membuat Jepang sadar bahwa sudah tidak ada harapan lagi untuk menang.
Akhirnya, pada 14 Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Pasukan Jepang berusaha menyembunyikan berita kekalahan mereka dari para pemuda Indonesia.
Akan tetapi, berita itu terdengar oleh salah seorang tokoh pejuang kemerdekaan, yaitu Sutan Sjahrir.
Begitu Sutan Sjahrir mendengar berita tersebut, ia langsung menindaklanjutinya dengan mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada akhirnya, kependudukan Jepang resmi berakhir di Indonesia pada 17 Agustus 1945, bersamaan dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM -- Saat ini telah terjadi gelombang orang-orang kaya baru, dan banyak yang dari Indonesia.
Perniagaan binary options merupakan cara orang Indonesia kaya mendadak yang kini sedang ngetren.
Kehebohan Ahmad Sukarno yang memamerkan kekayaannya dengan mengendarai mobil-mobil mewah berlapis emas, ditengarai juga tak jauh dari perniagaan binary options.
Analisis itu disampaikan Joshua Sack dari Sack Associates, sebuah prusahaan manajemen keuangan yang berbasis di Panama. Dia mengaku menangani banyak orang kaya dari berbagai dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, kliennya dari Indonesia termasuk banyak.
Klien Sack kebanyakan orang-orang yang memiliki banyak uang tapi bingung menginvestasikannya. Mereka ada yang anak pengusaha, olahragawan kaya, atau orang yang menang lotere.
Menurut Sack kepada 24businessmag.com, terjadi kenaikan dari kliennya yang terjun dalam perniagaan binary options sebesar 70 persen. Dan, kebanyakan mereka dari Indonesia.
"Saya kira, orang Indonesia memiliki pendekatan lebih baik dalam niaga binary options daripada orang lain. Sebab, perdagangan ini harus dilakukan dengan keberanian," kata Sack.
Apa itu binary options?
Binary options adalah salah satu jenis perdagangan atau jual-beli saham di Wall Street atau sektor perbankan. Perdagangan ini sudah terbuka buat umum dengan berbasis pada internet, sehingga bisa dilakukan di rumah.
Dalam perdagangan binary options, idenya sangat sederhanya. Anda hanya menganalisis dan membuat keputusan untuk dua opsi. Satu opsi adalah "naik" dan opsi kedua "turun".
Kemudian, Anda tinggal memilih apakah harga saham sebuah perusahaan besar seperti Apple atau Google akan naik atau turun dalam 60 menit.
Jika pilihan Anda benar dan saham benar-benar merangkak naik, maka Anda menang dan mendapat banyak uang. Uang yang Anda ivestasikan dalam perniagaan ini akan menjadi dua kali lipat dalam waktu singkat.
Jika pilihan Anda salah, maka Anda kalah. Tapi, Anda bisa mencoba lagi dan lagi sampai membuat keputusan dan pilihan yang benar. Maka, bisnis ini dibutuhkan keberanian dan kecepatan mengambil keputusan.
"Orang Indonesia lebih santai dalam membuat keputusan cepat. Ini yang memang dibutuhkan dalam bisnis binary options. Lagi pula, lebih mudah menggandakan uang lewat binary options daripada lewat lotere," jelas Sack.
"Jika bermain di bisnis ini, Anda akan mendapatkan hasilnya dalam waktu singkat dan tak perlu menunggu. Jika Anda mampu menggandakan jutaan, maka akan segera tahu dan bisa memanfaatkannya," lanjutnya.
Nah, akhir-akhir ini muncul orang-orang kaya baru yang sukses di binary options. Dan, ternyata banyak juga dari Indonesia hingga menjadi perhatian internasional. (Hery Prasetyo/Intisari/Grid.id)
Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia
Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.
Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.
Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.
Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja.
Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.
Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.
Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya.
Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.
Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?